Hasil Panen kopi di Kabupaten Batang, Jawa Tengah selalu melimpah. Hasil panen kopi ini menjanjikan potensi tersendiri secara baik dengan teknologi yang tepat. Salah satunya bisa diekspor ke luar negeri baik di Asia maupun Eropa.

Pegiat dan pengusaha kopi Batang, Rifani Suryonto, dalam acara program "Ngombe Kopi" mengatakan di Kabupaten Batang target ekspor kopi mencapai 12, 5 ton kopi dalam kurun waktu satu tahun. Satu bulannya untuk ekspor dikirim sekitar 1 ton Kopi. Sedangkan untuk kebutuhan dalam negeri di Jawa dan luar Jawa, dalam sebulan mencapai 30 ton.

"Per bulan Juni tahun lalu, kita sudah mulai ekspor ke negara seperti Singapura," Kata Rifani Suryonto di Hutan Kota Rajawali Batang, Minggu (20/1/2019).


Ia mengatakan kopi Robusta dijual Rp 25 ribu per 100 gram. Sedangkan kopi Arabika dijual Rp 35 ribu per 100 gram. 


Menurutnya selain melakukan ekspor ke luar negeri dan memenuhi kebutuhan lokal, pihaknya juga melakukan pendampingan bagi para petani untuk meningkatkan kualitas maupun kuantitas kopi.

"Di samping itu juga kita mendampingi kedai-kedai kopi lokal yang di Batang, karena banyak tumbuh kedai kopi sehingga harus ada pendampingan agar menarik dengan konsep milienial sebagai tempat nongkrong kawula muda," katanya.

Ia menambahkan jenis tanaman kopi yang dibudidayakan menyebar di 11 kecamatan dari 15 kecamaan di Batang. Sebagai pegiat ia juga mempunyai laporatorium kopi. Selain itu juga memberikan pelatihan kepada para petani kopi.

Pada acara "Ngombe Kopi" yang merupakan singkatan program Ngomong Bebas Karo Bupati Wihaji dan Suyono. Acara hari Minggu siang itu bertemakan 1.000 cangkir Kopi 1.000 Pengusaha Muda Baru Batang. Para pegiat kopi dan UMKM bertemu untuk mengobrol bareng dengan bupati untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang kerap ditemukan di lapangan.

Wihaji mengatakan Kabupaten Batang yang mempunyai program unggulan kopi. Pihaknya sengaja mendatangkan para pegiat dan UMKM kopi untuk lebih meningkatkan kualitas maupun kuantitas kopi Batang di pasaran.

"Kita punya kekuatan kopi Robusta dan Arabika. Kita hadirkan pengusaha muda dan pelakunya. Pembinaannya untuk mencari solusi permasalahan yang dihadapi petani kopi," jelas Wihaji.

 

Sumber  :  Detik.com