Membaca sebuah opini bankir senior Arwin Rasyid, yang berjudul “Perbankan Era New Economy, Angka atau Cerita?” di sebuah media massa, sangat menarik dan menginspirasi

Di awal tulisan, Arwin Rasyid menulis, …… Fenomena menarik juga terjadi di pasar modal Indonesia (IDX), setidaknya sepanjang tahun berjalan ini. Di tengah pertumbuhan IDX yang stagnan hampir nol persen tahun ini, beberapa emiten harga sahamnya justru melesat luar biasa hanya dalam kurun bulanan. Mereka umumnya perusahaan teknologi (techno-related) dan bank-bank konvensional Buku II yang membangun cerita akan go digital atau menjadi bank digital. Menjelang akhir tulisan, Arwin menulis, ….

Apakah wajar sebuah ‘cerita’ dinilai Rp 9 triliun? Cerita atau story yang dimaksud dalam tulisan tersebutmenjadi makin menarik di era disruption dan new economy. Semua bertransformasi, di saat semua orang tidak lagi bekerja, sekolah dan hidup dengan tata kenormalan baru di tengah pandemi Covid-19.

Terlebih di tengah pandemi ini, memaksa kita semua mengurangi mobilitas. Banyak cerita yang dikomunikasikan melalui medium media sosial. Bahkan tak jarang media konvensional juga mengutip cerita seseorang atau perusahaan dari media sosial.

Lalu, mengapa tiba-tiba muncul trend story telling pada komunikasi sebuah brand atau korporasi?

Sebenarnya dari awal konsep story sudah digunakan terutama ketika munculnya media yang menggunakan visual seperti televisi. Iklan-iklan dengan konsep cerita yang menggugah emosional biasanya banyak digunakan di media visual. Namun kehadiran media di gital lebih mengangkat konsep cerita atau story telling menjadi sebuah konsep yang lebih kuat lagi, lebih murah, lebih cepat dan akhirnya seolah-olah menjadi sebuah tren baru.

Kehadiran media sosial membawa efek baru bagi konsep story telling. Sebuah cerita lebih mudah untuk disebarkan, lebih mudah mendapat respons dan umpan balik sehingga tercipta suatu percakapan dan terjadinya engagement.

Dalam beberapa tahun ini, teknologi telah mengubah cara-cara kita dalam berkomunikasi mungkin akan selamanya. Ini adalah kesempatan yang menarik bagi pendongeng (story teller) khususnya untuk brand dari sebuah produk atau korporasi. Ini adalah pengaturan ulang tentang bagaimana komunikator, pemasar, analis data, teknolog, dan materi iklan bekerja sama untuk menjangkau dan memengaruhi audiens dan/atau target pasarnya. Story teller merupakan salah satu bagian dari bidang komunikasi. Komunikasi dapat menjadi katalis untuk perubahan positif. Dengan begitu, banyak perubahan yang terjadi di dunia ini.

Sekaranglah waktunya untuk mengkapitalisasi apa yang terbaik yang kita lakukan, menggunakan teknologi untuk membantu klien kita menceritakan kisah mereka dengan cara baru yang kuat dan dapat menginspirasi audiens.

Ketika pertemuan tatap muka tidak memungkinkan, kita banyak menggunakan platform seperti Zoom, Google Meet, Teams, Webex, dan banyak lainnya untuk saling berkomunikasi. Melalui berbagai platform tersebut, kita dapat saling berkomunikasi secara langsung meskipun secara fisik berada di lokasi yang berbeda-beda, bahkan di belahan dunia lain. Atau melalui WhatsApp, Instagram, Youtube, Twitter dan Facebook, atau media konvensional dan media digital kita bisa menceritakan tentang kita, merek, dan korporasi. Apa sebenarnya makna dari komunikasi dan mengapa penting untuk dipahami dan dijalankan oleh korporasi?

Komunikasi sendiri merupakan sebuah proses penyampaian pesan dua arah melalui media tertentu yang bertujuan untuk menimbulkan efek atau pengaruh kepada orang lain.

Pesan komunikasi yang disampaikan dapat mempengaruhi cara kita berpikir, berperilaku, hingga mampu mengubah emosi terhadap sesuatu hal. Pesan komunikasi yang tepat dan dapat diterima dengan baik oleh masyarakat dapat menghasilkan efek yang kita inginkan bagi citra dan reputasi perusahaan.

Kita seringkali dipertemukan dengan hambatan dalam berkomunikasi yang sebetulnya lebih sering disebabkan oleh ketidakmampuan untuk mempelajari bahasa dalam berkomunikasi, adaptasi budaya, lingkungan, juga kurangnya keinginan dalam mengikuti aturan serta etika komunikasi.

Di dalam sebuah perusahaan, komunikasi biasanya memiliki peran yang sangat penting untuk membangun hubungan baik antara pimpinan dan karyawan di internal, masyarakat, maupun pihak terkait dalam menjalankan bisnis.

Korporasi maupun brand biasanya melibatkan beragam konsultan di balik layar dalam menjalankan program komunikasi. Sedikitnya ada tiga profesi yang berada di balik pekerjaan komunikasi sebuah perusahaan, yakni konsultan public relations, konsultan media analyst, dan konsultan event organizer.

Konsultan public relations merupakan pihak yang memberikan jasa untuk membantu perusahaan atau institusi mengkomunikasikan korporasi atau produk melalui strategi komunikasi yang terpadu.

Komunikasi disampaikan kepada masyarakat luas dan kemudian dipublikasikan melalui berbagai saluran guna meningkatkan citra dan keberadaan perusahaan. Public relations ini merupakan metode komunikasi yang meliputi berbagai teknik komunikasi.

Di mana di dalam kegiatannya terdapat suatu usaha untuk mewujudkan hubungan yang harmonis antara suatu badan atau perusahaan dan publiknya.

Sementara itu, konsultan media analyst merupakan pihak yang memberikan jasa untuk membantu perusahaan atau institusi dengan melakukan pemantauan dan analisis media cetak, media online dan media elektronik untuk menganalisis posisi sebuah korporasi atau sebuah produk di antara competitor-nya maupun di dalam industrinya. 

Adapun konsultan event organizer adalah pihak yang memberikan jasa untuk membantu perusahaan atau institusi dalam membuat konsep dan menyelenggarakan event. Konsultan event menyediakan tim produksi dan tim kreatif yang menjadi panggung belakang dari sebuah event. Tujuannya untuk menciptakan citra atau imaji tertentu tentang sebuah korporasi atau produk.

Begitu pun peran media relation, penting sekali untuk membangun dan menjaga reputasi perusahaan agar tetap positif, serta membangun relasi yang baik dengan media. Kegiatan media relation menjadi salah satu bagian praktisi PR untuk membangun hubungan baik dengan kantor berita, media, dan jurnalis. Kegiatan ini memiliki tujuan untuk menginformasikan kepada publik tentang misi, kebijakan, dan praktik perusahaan atau insitusi dengan cara yang positif, konsisten dan kredibel.

Dalam praktik bisnis nasional dan global saat ini terdapat banyak perusahaan yang menawarkan layanan konsultasi di bidang komunikasi. Perkembangan teknologi digital dan dampak dari pandemi mengakibatkan banyak negara memberlakukan lockdown atau Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Indonesia, sehingga semua komunikasi dilakukan secara daring. Tak mudah melakukan transformasi bisnis di industri komunikasi secara digital, sebagaimana di segmen ritel, pendidikan, kesehatan, pariwisata dan perhotelan dalam pola marketplace.

Tetapi ke depan semua bidang pada akhirnya akan menuju digital, tak terkecuali industri komunikasi khususnya PR. Di awal Januari 2021 Presiden Joko Widodo menyampaikan predik sinya ihwal lima sektor bisnis yang akan bertahan di masa pandemi ini. Lima sektor itu adalah pangan, farmasi dan rumah sakit, jasa keuangan, pendidikan, dan teknologi.

Sektor pangan dan jasa keuangan, jelas tak terbantahkan pentingnya. Farmasi dan rumah sakit juga makin terasa pentingnya di era pandemi ini.

Sedangkan teknologi dan sektor digital, bisa dibilang bakal jadi tulang punggung nyaris semua sektor penting di Indonesia.

Di era new economygig economy menjadi tren dan telah diterapkan oleh banyak perusahaan untuk menyeimbangkan pembagian tugas kantor di antara para pekerjanya. Gig economy merupakan istilah yang terus berkembang dalam dunia kerja di era industri 4.0. Gig economy juga bisa diartikan sebagai suatu kondisi perekonomian di mana perusahaan lebih memilih untuk mempekerjakan para pekerja lepasan (freelance), serta pekerja kontrak dibandingkan dengan pekerja penuh waktu. Maka gig economy menjadi pilihan alternative favorit di banyak negara termasuk Indonesia.

Namun untuk menjadi freelancer dibutuhkan peningkatan kompetensi soft-skill dalam menghadapi perubahan zaman seperti saat ini. Artinya, keterampilan teknis yang canggih perlu dikombinasikan dengan kompetensi soft skill yang mumpuni.

Ketika pandemi mendisrupsi semua sendi-sendi ekonomi dan banyak perusahaan yang harus mencoba berbagai strategi, agar tetap dapat menjalankan bisnisnya, mendorong mereka terpaksa merumahkan karyawan untuk mengurangi bujet perusahaan. Termasuk mengurangi bujet untuk mengkomunikasikan brand produk dan perusahaannya. Maka peran konsultan komunikasi secara digital dapat menjadi jembatan, sebagai salah satu penyampai cerita yang kredibel. Mungkinkah konsultan komunikasi secara digital dapat menjadi solusi, untuk membangun story yang baik di era new economy?

*) Dikutip dari :  Investor.id oleh Neneng Herbawati - Praktisi Komunikasi.